Daerah

Tradisi Perayaan Malam Satu Suro di Jawa Timur

Lamongan, KoranKini.com – Malam satu Suro merupakan malam di awal bulan pertama dalam kalender Jawa. Di mana satu Suro bertepatan dengan satu Muharram dalam kalender Islam atau kalender Hijriyah.

Tanggal satu Suro tahun 2025 jatuh pada tanggal 27 Juni 2025. Penentuan ini berdasarkan kalender Hijriyah Indonesia Tahun 2025. Artinya, malam satu Suro adalah Kamis, 26 Juli malam.

Malam satu Suro salah satu perayaan penting dalam budaya Jawa. Ada banyak tradisi yang dilakukan saat momen tersebut. Malam tersebut menandai bergantinya tahun, sehingga pada lembaran baru diharapkan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Di Jawa Timur, tradisi malam satu Suro disambut dengan berbagai macam ritual dan upacara yang memiliki nilai historis, kultural, dan spiritual yang tinggi.

Tradisi-tradisi malam satu Suro yang terkenal di Jawa Timur diantaranya adalah Jamasan keris atau jamasan pusaka menjadi tradisi di banyak daerah saat malam satu Suro. Gresik menjadi salah satu wilayah yang melakukan tradisi tersebut.

Di Surabaya yang notabene sebagai kota metropolitan, hal ini juga masih ditemukan. Alasannya, tak lain untuk menjaga tradisi budaya secara turun-temurun. Dalam prosesnya, ritual ini membutuhkan sejumlah sesajen.

Grebeg Suro merupakan acara tahunan yang sudah menjadi tradisi di Ponorogo. Ada banyak kegiatan dan ritual sepanjang Grebek Suro. Seperti pertunjukan reog, pagelaran pusaka, bedhol pusaka dan ziarah makam serta jamasan pusaka.

Sementara, malam satu Suro juga dirayakan oleh warga lereng Gunung Raung dengan menggelar tradisi Baritan. Tujuannya, warga meminta agar diselamatkan dari mara bahaya, khususnya letusan Gunung Raung.

Berikutnya, ada Ruwat Agung Nuswantoro di Mojokerto. Pemkab Mojokerto mempunyai koleksi 97 keris, tombak dan pedang pusaka yang berumur ratusan tahun. Puluhan pusaka tersebut disucikan (jamas) menggunakan air dari 7 petirtaan di Bumi Majapahit setiap malam satu Suro.

Di Magetan, terdapat tradisi Ledug Suro yang merupakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Tradisi digelar dengan sederet kegiatan. Dalam Ledug Suro biasanya ada lomba lesung bedhug. Juga ada roti bolu yang nantinya dijadikan rebutan warga.

Warga Banyuwangi juga punya tradisi dalam memperingati Tahun Baru Islam, yakni Grebeg Tumpeng Agung. Ada dua tumpeng dalam tradisi ini, yaitu tumpeng lanang dan tumpeng wadon. Tujuan dari tradisi ini yaitu meminta keselamatan agar dijauhkan dari mara bahaya.

Tradisi ritual malam 1 Suro juga digelar di Gunung Lawu, yang tak hanya diikuti warga sekitar, tapi juga oleh para pendaki. Biasanya warga mendaki gunung dengan melewati berbagai jalur yang ada. Warga mengikuti ritual dengan tujuan masing-masing.

Kemidian ada tradisi tirakatan, yang merupakan kegiatan merenung dan berdoa bersama selama malam satu Suro. Biasanya dilakukan di masjid, mushola, atau tempat-tempat suci lainnya.

Tradisi-tradisi malam satu Suro di Jawa Timur mencerminkan kekayaan budaya dan kepercayaan masyarakat Jawa yang telah diwariskan turun-temurun. Tradisi-tradisi ini bukan hanya tentang ritual dan mitos, tetapi juga tentang nilai-nilai luhur dan filosofi Jawa yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button