KORANKINI — Inter Milan meraih tiket ke final Liga Champions setelah mengalahkan Barcelona 4-3 dalam laga dramatis yang berlangsung hingga babak tambahan di Giuseppe Meazza, Rabu (7/5) dini hari WIB, dengan agregat akhir 7-6. Laga ini berlangsung sengit setelah hasil imbang 3-3 di leg pertama, dan Inter memulai dengan kuat berkat gol pembuka dari Lautaro Martinez pada menit ke-21, memanfaatkan umpan Denzel Dumfries setelah Federico Dimarco merebut bola.
Tuan rumah menggandakan keunggulan menjelang turun minum melalui penalti Hakan Calhanoglu, yang diberikan setelah Pau Cubarsi melakukan pelanggaran pada Martinez. Keputusan ini sempat kontroversial, tetapi VAR mengonfirmasi tekel Cubarsi tidak sah. Barcelona tampak tertekan, dengan Yann Sommer melakukan penyelamatan penting untuk menjaga keunggulan Inter.
Barcelona bangkit di babak kedua, dipimpin oleh Eric Garcia yang mencetak gol voli indah pada menit ke-54 dari umpan silang Gerard Martin. Enam menit kemudian, Dani Olmo menyamakan kedudukan dengan sundulan, membuat agregat menjadi imbang. Inter kesulitan menahan serangan balik Barcelona, yang kini bermain lebih agresif.
Pada menit ke-88, Raphinha membalikkan keadaan untuk Barcelona dengan memanfaatkan bola pantul setelah tembakannya ditepis Sommer, membuat skor 3-2 dan agregat 6-5 untuk Blaugrana. Lamine Yamal nyaris menutup laga dengan tembakan yang mengenai tiang, tetapi Inter bangkit di menit ke-93 ketika Francesco Acerbi mencetak gol pertamanya di Liga Champions, menyamakan skor 3-3 melalui tembakan keras setelah umpan Dumfries.
Di babak tambahan, Inter kembali unggul melalui Davide Frattesi pada menit ke-99. Frattesi mengecoh Cubarsi dengan gerakan tipu dan melengkungkan bola ke sudut bawah setelah mendapat umpan dari Mehdi Taremi. Barcelona berusaha membalas, tetapi Lewandowski dan Yamal gagal memanfaatkan peluang, sementara Sommer terus tampil gemilang dengan penyelamatan krusial.
Kemenangan ini membawa Inter ke final Liga Champions di Munich, di mana mereka akan menghadapi pemenang antara Paris Saint-Germain dan Arsenal. Laga ini menunjukkan ketangguhan Inter dalam menghadapi tekanan dan kemampuan mereka bangkit dari ketertinggalan, dengan Acerbi dan Frattesi menjadi pahlawan tak terduga.
0 comments and 0 replies