Nasional

Fenomena La Nina Picu Hujan di Musim Kemarau

Jakarta, KoranKini.com – Musim kemarau tahun 2025 cenderung lebih basah daripada biasanya, dengan curah hujan cukup tinggi di sejumlah wilayah. Fenomena ini terjadi ketika hujan masih turun di musim kemarau. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian wilayah Indonesia akan mengalami kemarau basah pada pertengahan 2025.

Kemarau basah merupakan kondisi ketika hujan masih turun secara berkala pada musim kemarau atau kemarau yang bersifat di atas normal. Musim kemarau di Indonesia identik dengan cuaca panas dan minim hujan, tapi dalam fenomena ini, intensitas hujan masih tergolong tinggi meski frekuensi menurun.

BMKG mengungkap kemarau basah dipicu oleh dinamika atmosfer regional dan global, seperti suhu muka laut yang hangat, angin monsun aktif, serta fenomena La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif.

Faktor-faktor tersebut memicu hujan tetap turun meski sudah masuk musim kemarau. Menurut BMKG, La Nina sedang menuju fase netral.

La Nina merupakan fenomena pendinginan suhu laut di Pasifik tengah yang dapat meningkatkan curah hujan di Indonesia, khususnya di wilayah dengan perairan hangat.

“Wilayah-wilayah ini diprediksi akan menerima akumulasi curah hujan musiman yang lebih tinggi dari biasanya,” demikian laporan BMKG dalam Prediksi Musim Kemarau 2025 di Indonesia.

“Fenomena ini diperkirakan berlangsung hingga Agustus 2025, diikuti masa transisi (pancaroba) pada September-November, dan musim hujan Desember 2025 hingga Februari 2026,” kata BMKG.

BMKG memprediksi sebanyak 185 ZOM (26 persen wilayah) bakal mengalami musim kemarau dengan sifat atas normal.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button