Realita Sulitnya Mendapatkan Pekerjaan Di Lamongan

Lamongan, KoranKini.com –Mencari kerja belakangan ini tampaknya semakin sulit. Lowongan pekerjaan semakin terbatas dan sulit dicari di sektor-sektor tertentu. Sekalinya ada, syarat kerja yang mesti dipenuhi tidak masuk akal. Pencari kerja pun tak jarang harus berhadapan dengan budaya ”Orang Dalam” yang membuat persaingan kerja semakin sulit.
Kesulitan untuk mendapat pekerjaan di Kabupaten Lamongan sangatlah nyata, bahkan di antara pelamar rela memberikan uang kepada orang dalam demi bisa bekerja di sebuah perusahaan tertentu. Seperti yang diperlihatkan dalam akun instagram bernama adminhrdbyi, sebuah akun resmi milik salah satu perusahaan terkemuka di kota Soto yaitu PT. Buildyet Indonesia. Pabrik yang terletak di Jl. Raya Gresik – Lamongan, Deket Wetan, Rejosari, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur itu merupakan perusahaan industri atau pabrik yang memproduksi sepatu dengan brand terkemuka yakni Puma.
Dalam akun resminya bernama adminhrdbyi itu telah memosting sebuah hasil komunikasi dengan pelamar kerja yang sudah berulang kali melamar ke pabrik tersebut namun tak kunjung mendapatkan panggilan. Dalam postingan hasil screenshot tersebut seperti ini:
“Selamat pagi Bapak/Ibu. Mohon maaf sebelumnya mengganggu apa benar ini WA HRD -? Saya ***** ” tanya pelamar. “Selamat pagi, benar.” jawab petugas perusahaan. “Mohon maaf sebelumnya saya berbicara dengan Bapak/Ibu?” tanya pelamar. “Admin,” jawab petugas perusahaan. “Di ***** ada lowongan ta buk? soalnya saya sudah kirim 5x tapi belum perna ada panggilan. Kalau bisa mohon dibantu buk, untuk bisa kerja di ***** kalaupun ada adminnya gak apa2 buk, tapi setelah masuk kerja n wajar adminnya, mohon maaf sekali lagi buk,” kata perbincangan antar pelamar dengan admin perusahaan yang ditangkap layar dan diposting oleh akun adminhrdbyi, Kamis, 22 Mei 2025.
Hal itu, merupakan bukti nyata jika untuk mendapatkan pekerjaan di Kabupaten Lamongan sangatlah sulit, itu mencerminkan bahwa angka pengangguran di kota Soto sangatlah banyak dan mereka membutuhkan solusi agar bisa bekerja untuk mendapatkan penghasilan.
Puluhan perusahaan industri atau pabrik yang berdiri mega di kota Soto itu ternyata belum memiliki dampak yang signifikan terhadap warga Lamongan.
Entah puluhan pabrik itu diisi oleh warga luar daerah atau bagaimana sehingga angka pengangguran di Lamongan masih tinggi.
Sementara, menyikapi kejadian tersebut kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Lamongan Zamroni, mengatakan jika angka pengangguran di Kabupaten Lamongan ada 30.000 orang sehingga jika hanya berharap kepada pabrik maka angka pengangguran di Lamongan tidak akan bisa terkurangi.
“Oleh karenanya Disanker membuat pelatihan-pelatihan kerja sehingga masyarakat memiliki keterampilan, ketika mereka melamar pekerjaan sudah siap dan jika mereka membuka usaha sendiri juga sudah siap,” tuturnya.
Pewarta : Putra