Internasional

Militer Bangladesh Mendapat Kritikan Sejumlah Pakar

KoranKinic.omMiliter Bangladesh mendapat kritikan dari sejumlah pakar aviasi. Mereka ramai-ramai mengkritik militer Bangladesh karena menggelar latihan terbang di kawasan padat penduduk.

Pakar penerbangan Kazi Wahidul Alam mengatakan ibu kota Dhaka merupakan wilayah padat penduduk sehingga sangat berbahaya jika militer melakukan latihan terbang di atas kawasan tersebut.

“Meskipun ada risiko tersebut, pesawat angkatan udara tetap menggunakan satu-satunya landasan pacu di Bandara Internasional Hazrat Shahjalal,” kata Alam, seperti dikutip The Daily Star.

Menurut Alam, pihaknya sudah lama meminta militer merelokasi pangkalan udara di dekat Dhaka ke lokasi yang jauh dari permukiman. Permintaan itu juga mempertimbangkan aktivitas militer yang mengganggu operasional penerbangan komersial di bandara Dhaka.

Seorang pilot AU Bangladesh yang juga berasal dari kelompok yang sama mengatakan secara anonim bahwa latihan di area penduduk semacam itu menjadi tantangan tersendiri bagi pilot.

“Meskipun seluruh lapangan seharusnya bersih dari bangunan apa pun yang memiliki satu atau dua lantai, ada banyak bangunan tinggi di jalur penerbangan,” ucapnya.

“Akibatnya, kami harus berada di ketinggian dengan sangat cepat dan tetap di ketinggian yang lebih tinggi,” lanjutnya.

Pilot veteran lainnya juga mengatakan hal serupa mengenai tantangan kawasan ini. Sang pilot mengatakan bahwa pilot Angkatan Udara menyadari bahwa mereka mesti menerbangkan pesawat lebih tinggi dibandingkan jalur luncur, imbas lokasi yang berdekatan dengan penduduk. Karenanya, mereka bisa saja melampaui landasan pacu sehingga harus mengurangi daya ketika hendak terbang rendah.

Jet tempur seperti F-7 BGI sendiri terbang dengan kecepatan supersonik, yang dihitung dalam Mach atau kecepatan suara. Tak seperti pesawat komersial, jet jenis ini terbang dan mendarat dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Pesawat yang jatuh pada Senin mampu terbang dalam kecepatan Mach 2, yang jauh di atas 2.400kmph.

Imran Asif, veteran di industri penerbangan dengan 20 tahun pengalaman dan saat ini menjabat sebagai direktur utama Air Astra, mengatakan kasus pada Senin bisa dihindari jika latihan terbang dilakukan di luar Dhaka.

“Kami selaku pakar aviasi sudah lama meminta pangkalan udara direlokasi dari Dhaka. Tapi Bangladesh merupakan satu dari beberapa negara yang tak akan bergerak sampai ada nyawa yang melayang,” ucapnya.

Ia juga mengkritik Otoritas Penerbangan Sipil Bangladesh (CAAB) karena gagal memastikan keamanan penerbangan di kawasan bandara sipil dari kegiatan militer.

“Setelah insiden tragis ini, akankah CAAB bersuara untuk menghentikan misi pelatihan jet tempur dari bandara Dhaka demi keamanan penumpang?” ucapnya.

Menurut militer Bangladesh, pilot pesawat, Letnan Mohammad Towkir Islam Sagar, sedang dalam misi pelatihan rutin ketika tiba-tiba pesawat mengalami kegagalan mesin. Penyebab jatuhnya pesawat hingga kini masih dalam investigasi.

Sang pilot dilaporkan sempat banting setir untuk menghindari area padat penduduk, namun nahas jet yang dibawanya tetap jatuh hingga menimpa sekolah.

Perdana Menteri interim Bangladesh Muhammad Yunus telah menyatakan belasungkawa atas insiden ini. Ia juga mengumumkan masa berkabung nasional pada Selasa.

Related Articles

Back to top button