Daerah

Pesantren di Lamongan Dorong Santri dan Alumni Jadi Kader Pembangunan

KoranKini.com | Lamongan – Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK), Yayasan Pondok Pesantren Roudlotul Muta’abbidin (YPPRM) resmi meluncurkan program Farming Educations, Sabtu (4/10). Program kerja Organisasi Alumni (HIKAM) ini hadir sebagai upaya meningkatkan keterampilan santri dan alumni di bidang pertanian modern, sekaligus memperkuat peran pesantren dalam pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat.

Peresmian berlangsung di komplek pesantren dengan dihadiri jajaran pengurus YPPRM, alumni, tokoh masyarakat, serta perwakilan dari dunia akademisi dan lembaga pertanian. Suasana berlangsung khidmat namun penuh semangat, menandai komitmen YPPRM dalam mengembangkan pendidikan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman.

Ketua Umum Himpunan Keluarga Alumni Muta’abbidin (Hikam), Husnun Naim, menegaskan pentingnya kiprah alumni di tengah masyarakat.

“Alumni YPPRM harus mampu menjadi kader organisasi masyarakat, kader agama, sekaligus kader pemerintahan. Dengan begitu, kontribusi pesantren tidak hanya dirasakan dalam bidang pendidikan, tetapi juga dalam pembangunan bangsa secara luas,” tegasnya.

Program Farming Educations ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Perwakilan akademisi dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) menilai langkah ini selaras dengan kebutuhan dunia pertanian masa kini, juga menjawab tantangan masa depan.

“Santri memiliki potensi besar menjadi agen perubahan di sektor pangan. Program ini penting untuk membekali mereka dengan keterampilan praktis, riset terapan, sekaligus wawasan kewirausahaan,” ujar salah satu dosen pertanian UWKS yang hadir.

Dukungan juga datang dari Lembaga Pertanian dan Perikanan Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Lamongan. Pihaknya siap berkolaborasi dalam pendampingan teknis dan pembinaan berkelanjutan. Sebagaimana jargon PCNU yang akhir-akhir ini kerap disampaikan pentingnya membersamai Ummat.

“Kami akan mendukung penuh, dengan akses jaringan usaha tani yang lebih luas. Santri dan alumni yang harus punya daya saing, tapi tetap berpijak pada prinsip keberlanjutan,” ungkapnya

Sementara itu, pelaku pertanian lokal Lamongan melihat program ini sebagai peluang memperkuat regenerasi petani di daerah.

Ia berharap, dengan program sekolah ini, petani sekitar mendapatkan pengetahuan yang komplit. Sehingga mampu memperlakukan pertanian dengan baik.

“Saat ini dunia pertanian butuh anak muda yang inovatif. Kehadiran santri dalam dunia tani bisa memberi warna baru, terutama dalam penggunaan teknologi tepat guna,” kata salah satu pengusaha tani setempat.

Dengan hadirnya program Farming Educations, menjadi upaya penegasan peran alumni dan santri, bukan hanya sebagai pusat pendidikan penguatan nilai keagamaan, tetapi juga mencetak generasi santri mandiri, adaptif, serta siap menjawab tantangan ketahanan pangan di masa depan.

*Far

Related Articles

Back to top button